Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kopi


Secara umum sistem pangan di seluruh dunia  kian hari semakin buruk akibat perubahan iklim yang berkelanjutan, dan terus berdampak pada kesuburuan tanah, produksi pangan, serta hasil panen termasuk kopi di dalamnya. Menurut jurnal yang di terbitkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi dan Komunikasi Publik Direktorat Pengelolaan Media publik tanggal 4 November 2011 menyebutkan bahwa " Perubahan iklim (Climate Change) merupakan salah satu fenomena alam dimana terjadi perubahan nilai unsur - unsur iklim baik secara alamiah maupun di percepat akibat aktivitas manusia di muka bumi. Sejak revolusi industri hingga saat ini telah menyebabkan peningkatan suhu udara secara global. Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan anomali iklim seperti fenomena Enso (El-Nino dan La Lina) 

Kopi merupakan salah satu tanaman tua yang sangat bergantung pada cuaca. Jika cuaca dalam kondisi hujan terus - menerus maka  akan berdampak negative pada tanaman kopi begitu juga sebaliknya jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan maka akan berdampak negative terhadap pertumbuhan dan produksi kopi baik dari segi kualitas maupun kuantitas produksi.


Menurut Mongabay dalam artikelnya yang berjudul "perubahan iklim Ancam Masa Depan Kopi Indonesia" yang terbit pada tanggal 12 desember 2020 menyebutkan bahwa masa depan kopi di Indonesia di yakini terdampak akibat perubahan iklim. Di karenakan, kopi merupakan tanaman yang sangat bergantung pada suhu dan pola curah hujan. Adanya perubahan iklim yang tidak teratur, seperti curah hujan yang tidak teratur, naiknya suhu, kekeringan dan badai yang terjadi dapat mengganggu pertumbuhan kopi di tambah lagi dengan persebaran hama dan penyakit yang terus meningkat akibat pola bertani yang tidak sesuai maupun dari perubahan alam. 

Salah satu dampak dari perubahan iklim adalah masivnya serangan hama PBKo atau Hypothenemus hampei. Hama ini sangat merugikan petani kopi karena mampu merusak biji kopi.  PBKo menyerang buah kopi pada saat buah bijinya mulai mengeras. Serangga betina meletakkan telurnya di dalam biji, selanjutnya berkembang biak sampai buah kopi dipanen atau gugur karena terlalu masak. Tanda serangan dapat dilihat dengan adanya bekas lubang gerekan pada ujung buah kopi. Akibat gerekan tersebut biji kopi menjadi berlubang sehingga menurunkan mutu kopi. Kerusakan yang ditimbulkan dapat menurunkan produksi. Serangan juga dapat terus berlangsung setelah panen sampai terbawa ke gudang penyimpanan apabila kadar air biji kopi masih tinggi.


Menurut Armiyadi  serangan hama PBKo di Dataran Tingi Gayo pada saat ini dimana kopi yang akan panen pada bulan juni, agustus dan awal desember adalah kopi yang berbunga di luar musim, jumlah kopinya sangat sedikit sehingga serangan hama bengitu tinggi karena hama tidak punya makanan saat itu. Hama PBKo mulai menghantam kopi pada ketinggian 900 mdpl hingga  1380 mdpl. Perlu di ingat bahwa semakin rendah udaranya semakin hangat dan semakin sesuai dengan hidup hama penggerek buah ini. Salah satu solusi yang ia tawarkan adalah peningkatkan jumlah naungan pada tanaman kopi, memasang perangkap hama PBKo, pengendalian serentak dalam satu wilayah yang terserang dan mengubur sisa - sisa serangan ke dalam tanah. 

Menurut Fathan Muhammad Taufiq PBKo merupakan ancaman dan tantangan bagi semua pihak yang terkait dengan kopi, dari hulu hingga hilir, bukan semata petani kopi saja, tapi juga tantangan bagi penyuluh pertanian/perkebunan, pengamat hama dan penyakit tanaman, MPKG, pemangku kebijakan di bidang perkebunan, sampai dengan penentu kebijakan di daerah baik eksekutif maupun legislative.  Perlu langkah terpadu dan terintegrasi dalam pengendalian hama PBKo dengan melibatkan seluruh pihak terkait dan dilakukan secara berkesinambungan.

Sebagai daerah penghasil kopi Arabika terbesar, sudah selayaknya Dataran Tinggi Gayo yang berada di tiga kabupaten di Aceh membentuk Satgas Pengendalian PBKo yang melaksanakan tugas bukan hanya teknis pengendalian, namun juga menyangkut edukasi terhadap petani agar mampu mengendalikan PBKo di lahan perkebunan mereka, tentunya dengan bantuan, bimbingan dan arahan dari penyuluh pertanian, petugas pengamat hama dan penyakit tanaman dan mantri tani.

Kalangan kampus juga harus membuat penelitian dan kajian penyebab meningkatnya serangan PBKo dan strategi yang tepat untuk pengendaliannya, juga membuat analisis kerugian petani akibat serangan PBKo ini. Selain itu, upaya menekan kenaikan suhu lokal dengan penghijauan, penanaman pohon - pohon penghasil karbon, pencegahan karhutla, pemberantasan ilegal logging dan menolak operasional pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan.

Posting Komentar untuk " Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kopi "