Bang Imran begitu saya memanggilnya. Beliau merupakan salah satu petani kopi Top dari Kabupaten Bener Meriah. Tidak berlebihan kiranya jika saya menyebutnya sebagai salah satu petani kopi top karena kesuksesanya bertani kopi yang tidak di ragukan lagi. Selain itu, kemauanya dalam berbagi pengetahuan budidaya kopi kepada petani lainya secara ikhlas dan penuh semangat sehingga namanya tidaklah asing bagi para petani lainya khususnya bagi para petani muda di Dataran Tinggi Gayo.
Sebelum fokus menjadi petani kopi beliau juga pernah berprofesi sebagai karyawan perusahaan swasta sebagai operator selama kurang lebih tujuh tahun. Kemudian beralih profesi menjadi pedagang kopi konvensional dan sempat terhenti gara - gara konflik Aceh memuncak. Pada saat itu, bang Imran sudah memiliki kebun kopi tapi belum di kelola secara maksimal. Ketika perdamaian Aceh terwujud bang Imran kembali memulai berdagang kopi di tingkat lokal namun pada saat yang sama banyak program melalui berbagai lembaga yang masuk ke Aceh guna memulihkan ekonomi rakyat Aceh dari konflik dan Tsunami. Salah satunya adalah program rehabilitasi kebun kopi melalui berbagai kegiatan peningkatan produksi kopi.
Sebagai anak petani kopi bang Imran tentu tertarik mengikuti pelatihan - pelatihan yang di adakan berbagai lembaga, Ia sangat serius mengikuti pelatihan peningkatan produksi kopi. Ia juga berguru kepada Almarhum Mustasar salah seorang petani yang berjaya sebelum konflik.
Bang Imran memiliki lahan seluas 1,5 hektar dari pemberian orang tuanya. Lahan yang ia miliki termasuk lahan yang memiliki historis yang unik karena di buka oleh almarhum kakeknya pada awal kemerdekaan di lahan bekas peninggalan Belanda kemudian di lanjutkan oleh orang tuanya dan salah satu keunikanya adalah bang Imran tetap menjaga kopi yang di tanam oleh kakek dan bapaknya yang sudah berumur puluhan tahun namun tetap berproduksi tinggi dengan pengetahuan soal budidaya yang ia miliki. Menurut penuturan bang Imran pada awal lahan di buka oleh kakeknya justru bukan kopi yang di tanam melainkan ketumbar dan bawang merah
Bang Imran dari tahun ke tahun terus belajar dan belajar guna meningkatkan produksi kopi yang ia miliki selain itu ia juga menambah sedikit lahan di lokasi yang berbeda sehingga total lahan yang ia miliki lebih kurang 2 hektar dengan total produksi 3 - 4,5 ton per musim. Ia juga terus - menerus mendorong komunitas yang ia prakarsai dengan puluhan anggota yang fokus pada peningkatan perawatan dan produksi kopi.
Sejak membangun komunitas petani kopi berbagai pihak telah bertandang kerumahnya, ada yang sekedar berkunjung, belajar, melakukan penelitian atau sekedar bersilaturahmi baik dari personal, maupun dari lembaga swasta dan pemerintahan. Atas dedikasinya memajukan para petani kopi di Dataran Tinggi Gayo pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Bank Syariah Indonesia memberikan dukunganya dalam bentuk pembangunan fasilitas penjemuran yang selama ini belum di miliki oleh bang Imran melalui program Desa Devisa yang ke depanya di rencanakan akan membentuk koperasi bersama rekan - rekan komunitasnya yang ia bangun selama ini.
Ada banyak program yang sedang dan akan di lakukan bang Imran bersama rekan - rekanya ke depan yang akan kami ulas di postingan berikutnya
Posting Komentar untuk "Special Review: Imran Petani Kopi Top dari Bener Meriah (Part I) "
Silahkan sampaikan pendapat anda menurut judul artikel